Kamis, 16 Mei 2024
Beredar sebuah postingan di Facebook pada Mei 2024 yang menyebutkan bahwa peningkatan kasus demam berdarah di Indonesia disebabkan efek vaksin covid dan karnea wolbachia yang gagal. Narasi postingan tersebut berbunyi:
DBD meningkat bahkan ada yang sampai meninggal, efek vaksin covid atau nyamuk wolbachia yang gagal?
CEK FAKTA:
Dilansir dari RRI.co.id, Wolbachia mampu mengurangi infeksi virus dengue pada tubuh manusia. Nyamuk ber-wolbachia mampu menurunkan infeksi dengue hingga 77%, serta mencegah hospitalisasi hingga 83%.
Dilansir dari tempo.co, Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Erni Juwita Nelwan mengatakan bahwa lonjakan kasus DBD bisa disebabkan karena faktor lingkungan dimana nyamuk Aedes aegypti biasanya bertelur saat musim panas. Telur-telur itu dapat bertahan selama 8 bulan dan menetas ketika tergenang oleh air. Musim panas yang berkepanjangan karena El Nino membuat stok telur Aedes meningkat lebih banyak. Pada saat hujan, jumlah nyamuk yang lahir lebih banyak dari biasanya.
Sementar dilansir dari antaranews.com, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi adanya sejumlah perubahan gejala penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tubuh seseorang yang pernah terjangkit COVID-19 karena pengaruh reaksi imunologi.
KESIMPULAN:
Klaim bahwa peningkatan kasus demam berdarah yang disebabkan oleh vaksin covid-19 atau wolbachia tidak benar, Misleading Content. Metode wolbachia justru dapat mengurangi infeksi virus dengue pada tubuh manusia, serta lonjakan kasus DBD ini lebih banyak disebabkan oleh faktor lingkungan.
Rujukan:
Pemeriksa Fakta: Ai Nurul Fahmi, @ai_nurulfahmi